Mutu Pendidikan OKI Digenjot, Ratusan Guru Ikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam

Ogan Komering Ilir – Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bekerja sama dengan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Sumatera Selatan menggelar Pelatihan Pembelajaran Mendalam yang diikuti oleh 630 guru dari jenjang SD, SMP, SMA hingga SMK.

Kegiatan berlangsung dalam dua tahap, yakni 23–27 Agustus 2025 dengan 414 peserta, serta 29 Agustus–2 September 2025 dengan 216 peserta. Sejumlah sekolah menjadi lokasi pelaksanaan, antara lain SMP Negeri 3, SMP Negeri 6, SMP Negeri 2, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMK Negeri 1, SD Negeri 14, serta SD Negeri 1 Muara Baru.

Kepala Dinas Pendidikan OKI, M. Refli, melalui Kabid GTK Herianto, S.Pd., M.Si., mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas guru dalam menerapkan metode pembelajaran mendalam.

“Kami berharap dengan adanya pelatihan ini, para guru bisa lebih kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten OKI,” ujar Herianto.

Ia menegaskan, Dinas Pendidikan OKI berkomitmen konsisten membuka ruang peningkatan kompetensi bagi tenaga pendidik.

“Tidak cukup hanya dengan fasilitas, yang terpenting adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Guru adalah ujung tombak pendidikan, dan melalui program seperti ini kami yakin mutu pendidikan di OKI akan semakin baik,” tambahnya.

Salah satu peserta pelatihan, Trans Hadi Sasmito, juga memberikan tanggapan positif.

“Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada seluruh fasilitator yang sangat berkompeten di bidangnya. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi guru. Adapun hal yang paling penting sampai hari kedua pelatihan yang saya ikuti ini, bahwa pembelajaran mendalam menjadi kunci untuk menggeser pola pikir tetap yang cenderung pasif menjadi pola pikir bertumbuh yang aktif dan dinamis,” ujarnya.

Menurutnya, pola pikir bertumbuh membuat guru maupun murid tidak lagi memandang kemampuan sebagai sesuatu yang tetap, melainkan potensi yang bisa terus diasah melalui usaha, strategi, dan ketekunan. “Perubahan ini membuat guru maupun murid lebih berani menghadapi tantangan, tidak takut salah, serta menjadikan kegagalan sebagai pijakan untuk maju. Inilah fondasi yang memperkuat motivasi, kreativitas, dan daya juang, sehingga proses pembelajaran benar-benar menghasilkan perubahan nyata,” tambah Trans.